MUKADIMAH
Keistimewaan Sejarah Nabi
dakwatuna.com – Dalam
sejarah hidup Nabi Muhammad SAW terdapat beberapa keistimewaan, dengan
mempelajarinya akan merupakan kekayaan rohaniah, pemikiran dan
kesejarahan. Keistimewaan itu mengharuskan para agamawan, da’i dan
orang-orang yang memperjuangkan perbaikan masyarakat untuk banyak
mempelajarinya, karena dan studi itu mereka akan dapat menyampaikan
ajaran-ajaran agama dengan menggunakan metode yang mampu memperlihatkan
hal-hal yang seyogianya dijadikan pegangan oleh masyarakat, terutama
dalam situasi tak menentu. Dengan metode dakwah yang dipetik dan hasil
studi tersebut, para da’i akan mampu membuka hati publiknya, sehingga
seruannya akan sukses.
Keistimewaan-keistimewaan yang menonjol dalam biografi Nabi Muhammad ini dapat disimpulkan dalam lima unsur, sebagai berikut:
Pertama
Sejarah hidup Nabi Muhammad paling benar dibandingkan dengan sejarah hidup Nabi-nabi yang lain dan dengan biografi tokoh-tokoh masyarakat yang ada. Sejarah hidup Rasulullah sampai ke tangan kita melalui jalur ilmiah yang paling terpercaya dan pasti, sehingga fakta-fakta dan peristiwa-peristiwanya tidak mungkin diragukan. Dengan metode penyampaian itu kita mudah mengetahui hal-hal yang dilebih-lebihkan oleh tangan-tangan jahil berkenaan dengan din Nabi, baik yang berupa peristiwa luar biasa maupun fakta-fakta.
Kebenaran
yang tak diragukan dalam sejarah hidup Nabi Muhammad ini tidak didapati
dalam sejarah hidup Nabi-nabi terdahulu. Sejarah hidup Nabi Musa As.
yang sampai kepada kita sekarang, misalnya, sudah dibumbui dan sudah
ditambal sulam oleh orang-orang Yahudi. Sementara Taurat yang ada, tak
lagi dapat dijadikan rujukan untuk melihat bagaimana sejarah hidup Nabi
Musa yang sebenarnya. Kritikus Barat banyak yang meragukan kebenaran
sebagian isi Taurat tersebut, sementara kritikus yang lain justru
memastikan sebagian isi kitab ini tidak ditulis pada masa hidup Nabi
Musa dan tidak juga pada masa yang belum begitu jauh.
Sebaliknya, menurut kritikus-kritikus tersebut banyak di antaranya yang
ditulis pada masa yang sudah jauh dari itu dan penulisannya tidak
diketahui persis. Hal ini cukup meragukan kita tentang
kebenaran sejarah hidup Nabi Musa yang ditulis dalam Taurat. Oleh karena
itu tidak ada satu pun sejarah hidup Musa yang dapat dibenarkan oleh
kaum Muslimin kecuali sebagaimana diceritakan oleh Al-Qur’an dan
Hadits-hadits shahih. Akan halnya sejarah hidup Nabi Isa As. sama saja.
Injil-injil yang mendapat pengakuan resmi Gereja Masehi ditetapkan atau
disusun ratusan tahun setelah Nabi Isa wafat. Injil-injil tersebut
adalah saduran dari beratus injil yang ada pada masa itu dan
penyadurannya pun tanpa dibatasi pedoman ilmiah. Di samping itu,
penamaan Injil-injil menurut nama penulisnya tidak juga didasari metode
ilmiah yang meyakinkan, tidak diriwayatkan melalui jalur (sanad) yang
berurutan langsung sampai kepada Si penulis, sehingga kritikus-kritikus
Barat bertikai tentang siapa sebenarnya nama penulis-penulis injil itu
dan di zaman mana mereka hidup.
Jika demikian keraguan mengenai
kebenaran sejarah Rasul-rasul pembawa agama-agama yang tersebar di
seantero alam, maka sejarah pendiri-pendiri agama dan filsafat yang
ratusan juta penganutnya pun tentu lebih diragukan lagi. Taruhlah Budha
Gautama dan Kungfutse, sejarah hidup mereka yang diriwayatkan oleh
pengikut-pengikutnya tidak digali dari sumber-sumber yang terpercaya
secara ilmiah. Sejarah mereka ini hanyalah merupakan hasil formulasi
para pendeta tentang kehidupan mereka sendiri, yang diproyeksikan
menjadi sejarah pendiri aliran-aliran tersebut. Setiap generasi
penerusnya juga menambah dongeng-dongeng ke dalam sejarah dimaksud,
sekalipun hal itu tidak masuk akal sehat dan tidak bebas dari fanatisme
yang membabi buta. Setelah melihat-seperti di atas, maka nyatalah
sejarah hidup Nabi Muhammad SAW merupakan sejarah yang paling terpercaya
kebenarannya.
Kedua
Fase-fase sejarah
hidup Nabi Muhammad SAW jelas adanya, yakni sejak dari perkawinan
ayahnya (Abdullah) dengan ibunya (Aminah) sampai dengan wafatnya. Kita
semua mengetahui kelahirannya, masa kanak-kanak dan masa remajanya. kita
tahu pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya pada masa-masa sebelum
menjadi Nabi, perjalanan-perjalanannya ke luar kota Makkah sampai
menjadi Nabi. Yang lebih jelas dan terperinci lagi ialah sejarahnya
setelah diangkat sebagai Rasul, sehingga dapat diketahui kronologisnya
tahun demi tahun. Adalah beralasan jika kritikus-kritikus Barat
mengatakan “Muhammad lah satu-satunya Rasul yang dilahirkan dalam riwayat hidup yang jelas.”
Tidak
kita dapati sejarah Rasul-rasul terdahulu yang sama atau hampir sama
jelasnya dengan sejarah Nabi Muhammad SAW. Biografi Nabi Musa dan Isa
misalnya sedikit sekali yang dapat diketahui.
Ketiga
Sejarah
Nabi Muhammad SAW merupakan lukisan sejarah seorang manusia biasa yang
mendapat keistimewaan berupa kerasulan, sehingga tidak keluar dari
kemanusiaannya tidak dibumbui dengan dongeng-dongeng dan tidak pula
diberi atribut-atribut ketuhanan sedikit pun. Jika dibandingkan dengan
sejarah Nabi Isa As. yang disusun oleh orang-orang Masehi atau dengan
sejarah Budha dan lain sebagainya, maka tampak jelas bedanya. Apa-apa
yang diriwayatkan tentang mereka itu amat besar pengaruhnya terhadap
sikap atau tingkah laku individual dan sosial para pengikutnya.
Pemberian atribut-atribut kepada Nabi Isa dan Budha ternyata membuat
kedua tokoh ini tidak mungkin dijadikan contoh teladan oleh manusia
lain, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan sosialnya.
Nabi Muhammad adalah sebaliknya, karena tidak diberi atribut ketuhanan
dapatlah beliau dijadikan contoh oleh siapa pun. Inilah yang dinyatakan
oleh ayat:
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو
اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir dan banyak berdzikir.” (Q.S. Al-Ahzab: 21)
Keempat
Sejarah
hidup Rasulullah mencakup semua segi kemanusiaan. Sejarahnya semasa
belum menjadi Rasul, merupakan sejarah seorang pemuda yang lurus.
Sejarah seorang Rasul mengajak ke jalan Allah dengan metode yang dapat
diterima dan mencurahkan seluruh kemampuan yang ada padanya guna
menyampaikan risalah. Sejarah hidup Nabi mengisahkan dirinya sebagai
kepala negara yang berhasil meletakkan setepat-tepat dan sebagus-bagus
sistem kenegaraan, mengawasinya dengan sigap, tulus dan jujur. Sejarah
Rasulullah melukiskan beliau sebagai seorang suami dan seorang ayah yang
penuh kasih sayang, ramah dan pandai membedakan mana hak dan mana
kewajiban masing-masing anggota keluarga, sebagai seorang pendidik dan
pembimbing yang menuntun sahabat-sahabatnya dengan pendidikan yang patut
ditiru sebagai jalan menanamkan semangatnya ke dalam jiwa mereka,
hingga mengikuti teladannya, baik dalam soal kecil maupun dalam soal
besar. Sejarah Nabi SAW juga mengisahkan dirinya sebagai seorang Rasul
yang benar, melaksanakan keharusan-keharusan dalam persahabatan yang
berupa kewajiban maupun tata tertibnya, sehingga sahabat-sahabat
tersebut sangat menyayanginya seperti menyayangi diri sendiri, bahkan
lebih sayang ketimbang terhadap keluarga dan sanak family. Sejarah hidup
Nabi Muhammad juga menceritakan beliau sebagai seorang ahli perang yang
perkasa, sebagai panglima yang unggul, sebagai politikus yang sukses, sebagai seorang tetangga yang terpercaya dan seorang yang selalu menepati janji.
Pendeknya,
sejarah Rasulullah SAW benar-benar merupakan sejarah yang mencakup
semua segi manusiawi yang terdapat dalam masyarakat. Inilah yang
membuatnya menjadi teladan yang baik untuk setiap da’i, panglima, ayah,
suami, pendidik, politisi, negarawan dan seterusnya.
Kelengkapan
serupa atau hampir serupa dengan kelengkapan sejarah Nabi Muhammad SAW
tidak pernah dijumpai dalam biografi Rasul-rasul terdahulu. Nabi Musa
As. misalnya hanya merupakan pemimpin yang berhasil membebaskan umatnya
dan perbudakan, kemudian berhasil meletakkan kaidah-kaidah dan
prinsip-prinsip kemasyarakatan yang berguna. Tetapi dalam sejarahnya
tidak ada sesuatu yang membuat beliau pantas dijadikan contoh oleh
tentara, oleh para pendidik, politikus-politikus, kepala-kepala negara,
oleh bapak atau oleh suami-suami. Sejarah Nabi Isa hanya menggambarkan
beliau sebagai da’i yang zuhud (tidak mementingkan dunia). Beliau tidak
punya harta, rumah dan kekayaan lainnya. Sejarah Nabi Isa seperti yang
dipahami oleh orang-orang Kristen sama sekali tidak menggambarkan
beliau sebagai seorang panglima perang atau sebagai kepala negara, tidak
pula tergambarkan beliau sebagai seorang ayah, seorang suami, atau
seorang yang berani. Ketidaklengkapan ini juga ditemui dalam sejarah
hidup Büdha, Kungfutse, Aristoteles, Plato, dan orang-orang bersejarah
lainnya. Mereka ini tidak menjadi suri teladan. Kalaupun ada, hanya
dalam segi tertentu saja. Satu-satunya manusia bersejarah yang pantas
dijadikan teladan dalam semua segi kehidupan adalah Muhammad SAW.
Kelima
Sejarah
Nabi Muhammad SAW yang lengkap itu sendiri merupakan bukti kebenaran
risalah dan kerasulannya. Sejarah beliau merupakan sejarah insan kamil 1) yang
melaksanakan dakwahnya setapak demi setapak. Tidak dengan menggunakan
mukjizat atau hal-hal yang luar biasa, tetapi justru dengan cara dan
jalan biasa. Dalam melaksanakan dakwahnya beliau sering diganggu atau
disakiti, dan dakwah beliau memperoleh pengikut setia dan jika tidak
dapat mengelak dan terjadinya peperangan, maka beliau pun berperang.
Beliau bertindak bijaksana dan simpatik. Sampai saat wafatnya dakwah
beliau telah meratai anak benua Arab, tidak dengan menggunakan cara-cara
kekuasaan, akan tetapi menggunakan cara ihsan. Siapa saja yang paham
benar adat keyakinan orang-orang Arab pada waktu itu, mengetahui betul
bagaimana kerasnya tantangan yang mereka berikan, mengerti benar tidak
seimbangnya kekuatan pihak Nabi dibanding dengan kekuatan lawan,
mengetahui singkatnya waktu yang dihabiskan dalam tugas kerasulannya,
pastilah orang itu yakin akan kebenaran kerasulan beliau. Allah Swt.
memberikan ketetapan hati, kekuatan jiwa, keluasan pengaruh dan
kemenangan kepada Muhammad SAW tidak lain hanya karena dia benar-benar
seorang Nabi yang benar. Tidak mungkin Allah akan memberikan
kualitas-kualitas seperti itu, kalau dia seorang yang dusta. Sejarah
hidup Rasulullah SAW benar-benar membuat kita yakin terhadap kebenaran
risalahnya. Kita meyakininya hanyalah karena cocok dengan akal pikiran,
bukan karena mukjizat. Iman bangsa Arab kepada kebenaran risalahnya
tidak pertama-tama didasari oleh adanya mukjizat yang keluar. Tak satu
mukjizat Nabi pun yang menjadi sebab berimannya orang-orang kafir yang
degil itu. Sebab suatu mukjizat material tentu hanya bernilai bagi
orang-orang yang menyaksikannya, sedangkan iman orang-orang yang tidak
menyaksikan seperti kita sekarang semata-mata berdasarkan pengakuan dan
pembenaran secara akal atas kebenaran risalahnya. Al-Qur’an yang
merupakan mukjizat akli itu pasti menggoda setiap orang yang berakal dan
berkeinsyafan untuk percaya kepada risalah Muhammad SAW.
Tak
pelak lagi hal ini pun membedakan sejarah Nabi Muhammad dengan Nabi-nabi
sebelumnya. Percayanya umat Nabi terdahulu kepadanya hanya karena
menyaksikan keluarbiasaan yang dibawa, bukan karena pertimbangan akal
sehat dan pemahamannya tentang prinsip-prinsip ajarannya. Nabi Isa As.
adalah contoh dalam hal ini. Allah menceritakan dalam
Al-Qur’an, senjata yang diberikan Allah kepada beliau guna meyakinkan
orang Yahudi ialah mukjizat. Yaitu dapat menyembuhkan penyakit bisu dan
belang, dapat menghidupkan orang yang sudah mati, dapat menurunkan
langsung makanan berlimpah ruah dari langit.
Apa yang kita katakan
tadi ternyata dibenarkan oleh Injil-injil yang ada, mukjizat-mukjizat
materiallah satu-satunya sebab berimannya sekelompok orang kepada Nabi
Isa. Betapa bedanya antara keterangan Injil dan Qur’an tentang
sebab-sebab berimannya umat Nabi Isa. Kalau Al-Qur’an menyatakan sebab
dimaksud ialah kebenaran kerasulan Isa, maka Injil-injil yang ada kini
menyatakan karena keluarbiasaannya, bahkan beliau dianggap pula sebagai
Tuhan atau Anak Tuhan. Setelah wafatnya Nabi Isa, agama Masehi tersebar
karena hal-hal yang luar biasa. Agama Masehi benar-benar didasarkan
kepada mukjizat. Demikian menurut keterangan-keterangan yang dapat
dibaca dalam Injil-injil yang ada sekarang.
Jika dibandingkan
dengan sejarah Nabi Muhammad, maka nyata benar bedanya, kalau umat Nabi
Isa beriman karena mukjizat, maka umat Nabi Muhammad beriman karena
memang ajarannya bisa diterima oleh akal sehat. Adanya mukjizat Nabi
Muhammad tidak lain merupakan bukti keagungannya, untuk mematahkan
alasan-alasan orang-orang yang ingkar lagi keras kepala. Orang yang
meneliti Al-Qur’an akan menemukan, metode yang dipakai guna meyakinkan
setiap pembacanya adalah metode akli dan fakta-fakta nyata mengenai
keagungan ciptaan Allah. Memahami kemukminan Rasulullah SAW akan menjadi
bukti dan kebenaran kerasulan Muhammad.
Firman Allah
وَقَالُوا
لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ ءَايَاتٌ مِنْ رَبِّهِ قُلْ إِنَّمَا الْآيَاتُ
عِنْدَ اللَّهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ
أَوَلَمْ
يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Dan
mereka berkata: mengapa tidak diturunkan baginya mukjizat-mukjizat dan
Tuhannya? Katakan, sesungguhnya mukjizat itu adalah kuasa Allah dan aku
hanyalah pemberi peringatan yang nyata. Apakah mereka tidak merasa
cukup, telah kami turunkan kitab yang dibacakan kepada mereka.
Sesungguhnya di dalamnya terdapat rahmat dan peringatan bagi kaum yang
beriman.” (QS. Al-Ankabut: 50-51)
Ketika orang-orang Quraisy
mendesak agar Nabi Muhammad memperlihatkan mukjizat, maka Allah menyuruh
beliau menjawab seperti dalam ayat berikut
وَقَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الْأَرْضِ يَنْبُوعًا
أَوْ تَكُونَ لَكَ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَعِنَبٍ فَتُفَجِّرَ الْأَنْهَارَ خِلَالَهَا تَفْجِيرًا
أَوْ تُسْقِطَ السَّمَاءَ كَمَا زَعَمْتَ عَلَيْنَا كِسَفًا أَوْ تَأْتِيَ بِاللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ قَبِيلًا
أَوْ
يَكُونَ لَكَ بَيْتٌ مِنْ زُخْرُفٍ أَوْ تَرْقَى فِي السَّمَاءِ وَلَنْ
نُؤْمِنَ لِرُقِيِّكَ حَتَّى تُنَزِّلَ عَلَيْنَا كِتَابًا نَقْرَؤُهُ قُلْ
سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنْتُ إِلَّا بَشَرًا رَسُولًا
“Dan
mereka berkata: kami tidak akan percaya kepadamu sehingga engkau
pancarkan untuk kami mata air dan bumi. Atau engkau memiliki kebun korma
dan anggur dan di celah-celahnya ada sungai yang mengalir. Atau engkau
gugurkan langit berkeping-keping seperti yang engkau katakan. Atau
engkau hadapkan Allah Dan Malaikat kepada kami. Atau engkau memiliki
sebuah rumah dan emas dan engkau naik ke langit. Dan kami tidak akan
percaya dengan kenaikanmu itu sebelum engkau turun membawa kitab yang
dapat kami baca. Katakan, Maha Suci Allah Tuhanku aku ini adalah seorang
manusia yang diutus.” (QS. Al-Isra’: 90-93)
Demikian
jelasnya Al-Qur’an menyatakan Muhammad adalah manusia yang diutus tidak
didasarkan kepada hal-hal yang luar biasa atau mukjizat, tetapi
diarahkan kepada pertimbangan akal dan hati nurani.
فَمَنْ
يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ
يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا
يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى
الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
“Siapa saja yang dikehendaki Allah untuk beriman, maka akan dilapangkan dadanya untuk menerima Islam.” (QS. Al-An’am: 125)
– Bersambung